https://maps.googleapis.com/maps/api/place/details/output?parameters

Total Pageviews

Print money here

Translate

1/30/11

Tekanan Jual Jenuh, Saham BUMN Bakal Naik?

The Power Broker: Robert Moses and the Fall of New Yorkadmin.blogspot.com - Saham-saham berkapitalisasi besar diperkirakan masih mengalami tekanan jual akibat keluarnya dana asing dari Bursa Efek Indonesia. Sebaliknya, saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menjadi alternatif pilihan investasi pekan ini.

"Tren harga saham-saham berkapitalisasi besar masih akan turun," kata Kepala Riset PT Universal Broker, Satrio Utomo, ketika dihubungiVIVAnews.com di Jakarta.

Satrio lalu merujuk pergerakan harga saham Grup Astra pada perdagangan Kamis 13 Januari 2011. Saham PT Astra International Tbk (ASII) pada transaksi kemarin ditutup pada level Rp48.000 atau turun Rp400 (0,83 persen).

Untuk itu, dia menyarankan pemodal untuk mencermati pergerakan saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Tekanan jual pada saham BUMN sudah jenuh. Dan ini akan berlanjut," ujar Satrio.

Kondisi tersebut, menurut dia, diperkirakan dapat memicu saham-saham BUMN berbalik arah menguat. Saham-saham BUMN biasanya banyak diburu terkait antisipasi pembagian dividen.

Pada transaksi kemarin, sejumlah saham BUMN masih terkoreksi. Harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) melemah Rp150 (2 persen) menjadi Rp7.350 dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun Rp50 (0,85 persen) ke posisi Rp5.850.
Namun, saham BUMN lain seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menguat Rp400 (1,73 persen) ke level Rp23.500 dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) stagnan di posisi Rp2.400.

Tren turun saham-saham berkapitalisasi pasar besar itu seiring dengan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang diperkirakan masih dibayangi tekanan jual. "Trennya masih menguji resistance, meski masih di atas support," tuturnya.

Menurut dia, kondisi sebagian indeks bursa regional yang juga masih dibayangi tekanan jual dan belum kembalinya aliran dana asing dapat menyulitkan indeks untuk bergerak positif. "Indeks bisa naik kalau ada aliran dana baru," kata dia.

Investor asing, Satrio melanjutkan, sepertinya masih berhati-hati untuk membelanjakan dananya di pasar saham Indonesia. Meski sudah ada aksi beli asing sebesar Rp150 miliar, namun dana asing yang keluar sudah mencapai Rp5-7 triliun. "Mereka sepertinya menunggu emiten baru seperti rencana IPO (penawaran umum perdana/initial public offering) Garuda," kata dia.

Meski demikian, pada transaksi kemarin, IHSG mampu ditutup menguat 10,17 poin (0,29 persen) ke posisi 3.564,93. Volume perdagangan mencapai 9,9 juta lot senilai Rp6,9 triliun.
•sumber: VIVAnews

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes