Saham BUMI Masih Dijaga di Level Rp3.000-3.200?

Make Money Blog$,Laju saham BUMI, Selasa (18/1) diprediksi sideways seiring koreksi lanjutan IHSG. Emiten ini masih dijaga di Rp3.000-3.200 dan baru bergejolak besok hingga akhir pekan.
Hal itu diungkapkan Gema Merdeka Goeyardi, analis UOB Kay Hian Securities kepada INILAH.COM. Menurutnya, mareket masih terpengaruh negatif oleh isu inflasi yang memicu saham PT Bumi Resources (BUMI) sideways.

Dalam situasi ini, saham sejuta umat ini sebenarnya masih dijaga di level support-resistance Rp3.000-3200 hingga akhir pekan ini. Di level ini, investor kembali melakukan akumulasi. Sebab, dari technical side-nya, saham BUMI masih dalam up trend. “Tapi, secara Astronacci (paduan analisis teknikal fibonacci dan astrologi), saya perkirakan, baru Rabu (19/1) hingga Jumat (211), saham BUMI akan bergejolak,” katanya.
Pada perdagangan Senin (17/1) saham BUMI ditutup melemah Rp125 (3,93%) jadi Rp3.050 dengan intraday tertinggi mencapai 3.200 dan terendah Rp3.050. Volume transaksi mencapai 83,5 juta unit saham senilai Rp259,8 miliar dan frekuensi 1.987 kali. Berikut wawancara lengkapnya.
Setelah ditutup melemah Rp125, bagaimana Anda memperkirakan, laju saham BUMI hari ini?
Berpotensi sideways. Ini semata faktor sentimen market. Market masih terpengaruh negatif oleh isu inflasi. Tapi, yang dikhawatirkan pasar saat ini justru bukan inflasinya melainkan peluang kenikan BI rate bulan depan. Pasar masih harap-harap cemas atas suku bunga acuan itu.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution membantah akan menaikan suku bunga acuan Februari mendatang. Tapi, belakangan, BI mempertimbangkan kenaikan suku bunga. Hanya soal waktu yang belum pasti. Jika bulan depan BI rate tidak naik, respon pasar akan negatif.
Akan bergerak di kisaran berapa?
Karena itu, BUMI akan bergerak dalam trading range dengan support Rp3.000 dan Rp3.200 sebagai level resistance-nya.
Bagaimana dengan faktor technical?
Dari sisi ini, saham sejuta umat sebenarnya masih berpeluang dijaga di level support-resistance tadi hingga akhir pekan ini. Di level ini, investor kembali melakukan akumulasi. Sebab, dari technical side-nya, saham BUMI masih dalam up trend.
Tapi, secara Astronacci (paduan analisis teknikal fibonacci dan astrologi), saya memperkirkan, baru Rabu (19/1) hingga Jumat (211), saham BUMI akan bergejolak baik menguat maupun melemah.
Kalau begitu, pelemahan kemarin semata faktor market?
Ya. Itu hanya konsolidasi mengikuti laju market yang negatif. Tapi, posisi BUMI saat ini sangat positif. Sebab, harga rata-rata dalam 34 hari terakhir masih terus naik. Lalu, pada saat terjadi pelemahan pun, tidak diiringi dengan volume transaksi yang signifikan. Karena itu, aksi jual di saham BUMI tidak sebanding dengan akumulasi beli.
Bagaimana dengan harga komoditas?
Harga batu bara saat ini masih dalam up trend yang saat ini berada di level US$136 per metrik ton berdasarkan harga mingguan di Newcastle. Karena itu, investor sangat untung jika bisa mendapatkan harga BUMI di level Rp3.000-3.050. Skenario paling buruknya pun hanya melemah ke level Rp3.000-2.975.
Di tengah isu inflasi, rekomendasi saham-saham komoditas terutama batubara seperti BUMI sangat positif. Sebab, permasalahan cuaca sangat berpengaruh positif pada harga batu bara. Harga choking coal sangat terdongkrak signifikan.
Pada saat yang sama, banjir di Australia semakin parah kondisinya sehingga mengganggu arus distribusi batu bara dunia di pelabuhan Nescastle. Untuk recovery membutuhkan waktu enam bulan sehingga dalam rentang waktu itu, harga batu bara dalam tren naik.
Apa rekomendasi Anda?
Saya rekomendasikan buy on weakness saham BUMI. Sebab, dalam tiga bulan mendatang target price saham ini di level Rp3.500 pada 20-21 Maret. Lalu, Rp4.500 dalam 9 bulan mendatang hingga akhir 2011. Sedangkan target short term-nya, dua pekan ke depan di level Rp3.350. [ast]
sumber: inilah.com

Posted in: Pasar Modal