Jakarta,duitgue.co.cc - Murah-mahalnya harga IPO Garuda Indonesia masih diperdebatkan. Tapi, investor pasar perdana bisa meraup untung hingga 20% di hari pertama perdagangan saham maskapai terbesar di Tanah Air itu.
Analis Ekokapital Securities mengatakan Cece Ridwanullah, memaparkan, Garuda Indonesia adalah saham BUMN. Sehingga ada ekspektasi kenaikan hingga 20% di hari pertama. Angka ini memang lebih rendah dari saham IPO PT Krakatau Steel (KRAS) yang naik 47% di hari pertama. Sebab, saham KRAS susah didapat di pasar perdana. Bahkan investor ritel hanya mendapat jatah 1%.
“Mudah-mudahan market positif sehingga IPO Garuda bisa sukses seperti KRAS,” papar kata Cece kepadaINILAH.COM, di Jakarta, Kamis (27/1). Pemerintah telah menetapkan harga IPO Garuda Rp750, atau batas terbawah dari kisaran Rp750-Rp1.000.
Kelihatannya, menurut Cece, underwriter tidak ingin, harga saham maskapai penerbangan ini turun pada perdagangan di pasar sekunder hari pertama. “Apalagi, situasi market fluktuatif seperti saat ini,” imbuhnya.
Karena itu, investor yang mendapat penjatahan saham perdana ini yakni terdiri dari 80% untuk investor lokal dan 20% asing, bisa mendapatkan keuntungan di hari pertama di pasar sekunder. “Dengan harga Rp750 saham Garuda masih potensial naik,” ungkapnya.
Hanya saja, menurut Cece, investor harus mencermati situasi market saat ini yang fluktuatif. Selain itu investor yang mendapat jatah saham perdana ini belum tentu akan melepas di hari pertama di pasar sekunder. “Susah memastikan, apakah pemegang saham Garuda merupakan investor jangka pendek, menengah atau jangka panjang,” ucapnya.
Garuda melepas saham baru sebanyak 6,33 miliar lembar (26,67%) dari total modal yang ditetapkan. Porsi ini dipangkas dari target semula 36%. Total dana yang akan didapat mencapai Rp4,751 triliun. Pemangkasan ini terkait kebutuhan dana BUMN aviasi ini yang hanya Rp3,3 triliun.
Cece juga menambahkan, melihat pengambilan harga terendah Rp750, dari kisaran harga Rp750-1.100 yang ditetapkan sebelumnya, level harga tersebut sangat wajar. Apalagi, pembelian saham BUMN itu tentu mempertimbangkan prospek yang masih terbuka.
Sebab, Garuda merupakan maskapai penerbangan terbesar di Tanah Air. Sisi positif yang lain, Garuda selalu mendapat order dari pemerintah untuk penerbangan haji setiap tahun sehingga akan menguntungkan. “Kadang-kadang, pelaksanaan haji selalu kekurangan pesawat sehingga harus menggunakan maskapai lain di luar Garuda,” imbuhnya.
Namun di sisi lain persaingan bisnis penerbangan sangat ketat. Salah satunya, karena faktor umur pesawat. “Seharusnya, umur maksimal pesawat adalah 4 tahun sedangkan pesawat Garuda sudah mencapai 8 tahun dan belum membeli yang baru,” paparnya.
Di sisi lain, maskapai ini juga bermasalah dari sisi larangan zona terbang ke Eropa. Laporan keuangan kuartal ketiga 2010 perusahaan pelat merah ini juga mengalami penurunan ke level Rp194,9 miliar. “Permasalahan ini harus diselesaikan terlebih dahulu agar sahamnya prospektif,” ujarnya.
Cece menegaskan, dana hasil dari IPO ini senilai Rp4,7 triliun harus dioptimalkan. Selain untuk membayar utang Rp1,4 triliun ke Bank Mandiri, sisanya Rp3,3 triliun bisa digunakan untuk penambahan armada baru.
“Kesehatan pesawat yang sudah berumur 8 tahun juga harus dijaga agar tetap prima,” tukasnya. Tujuannya, agar Garuda bisa jaya bukan hanya sebagai perusahaan penerbangan nasional tapi juga internasional.
Sesuai jadwal, listing perdana Garuda akan dilaksanakan pada 11 Februari 2011, dengan masa penawaran dilakukan pada tanggal 2, 4 dan 7 Februari. Sedangakan masa penjatahan pada 9 Februari.
Sementara Yuganur Wijanarko, senior researcher HD Capital menilai positif penurunan porsi saham perdana Garuda Indonesia dari Rp10-an triliun menjadi Rp4,751 triliun. Sebab, equity yang disebar ke pasar menjadi berkurang. Karena itu, price earning ratio (PER)-nya pun jadi turun.
Artinya, lanjut Yuga, valuasi saham Garuda sangat murah. Sebab, PER sebelumnya di level 30 kali, sekarang tinggal di bawah 15 kali. PER di level Rp10 triliun mahal karena mencapai 30 kali. “Karena itu, dana yang ditargetkan hanya Rp5 triliun agar laku,” ujarnya.
Kondisi itu, membuat IPO ini menjadi sangat positif bagi investor meskipun harga tetap di level Rp750, tapi PER-nya turun. “Dengan mengurangi jumlah ekuitas yang beredar, PER jadi turun sehingga potensi kenaikan ke depan menjadi lebih besar,” tandasnya. [mdr]
sumber: INILAH.COM,
0 comments:
Post a Comment