5:26 AM
admin
TEMPO Interaktif, Jakarta -Kenaikan BI Rate dinilai tidak berhubungan langsung dengan meningkatnya suku bunga domestik. Perbankan lebih cepat merespon kenaikan suku bunga daripada menurunkan suku bunga acuan.
Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan rata-rata suku bunga kredit investasi lebih tinggi dibandingkan kredit modal kerja dan konsumsi.Komposisi itu menunjukkan pasar semakin sadar dan tidak hanya terpaku pada bunga perbankan tapi pelayanan (service). Sehingga lending rate bisa ditekan ke level yang lebih rendah. "Kalau lending rate turun, cost of fund kita turun," katanya. Jadi bank mendapatkan keuntungannya dari fee based income.
Misal dari remmitance dan trade finance. Selanjutnya, average net interest margin (NIM) perbankan nasional juga telah turun dari 6,1 persen menjadi 5,8 persen.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono membenarkankan, kenaikan BI Rate tidak berhubungan langsung dengan kenaikan suku bunga. Sebabnya antara lain karena persaingan pasar.
Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Wimboh Santoso kemarin menyatakan tidak semua bank dewasa menyikapi kenaikan suku bunga acuan. Bank Indonesia sedang menghitung respons kenaikan suku bunga acuan bersama timnya.
Sebelumnya desakan untuk menaikkan BI Rate semakin kencang. Para ekonom memprediksikan, BI Rate akan naik pada kuartal pertama tahun ini. Tepatnya, Maret. Kenaikan berkisar anatara 25 basis poin hingga 200 basis poin untuk skenario terburuk.
Namun, hingga bulan ini, BI Rate tetap kokoh di 6,5 persen. Angka ini bertahan 16 pekan saejak Agustus 2009. Sikap BI yang tetap mempertahankan BI Rate ini dikhawatirkan direspons negatif oleh pasar.
FEBRIANA FIRDAUS
sumber: Tempo interaktif
Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan rata-rata suku bunga kredit investasi lebih tinggi dibandingkan kredit modal kerja dan konsumsi.Komposisi itu menunjukkan pasar semakin sadar dan tidak hanya terpaku pada bunga perbankan tapi pelayanan (service). Sehingga lending rate bisa ditekan ke level yang lebih rendah. "Kalau lending rate turun, cost of fund kita turun," katanya. Jadi bank mendapatkan keuntungannya dari fee based income.
Misal dari remmitance dan trade finance. Selanjutnya, average net interest margin (NIM) perbankan nasional juga telah turun dari 6,1 persen menjadi 5,8 persen.Sementara itu, Ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono membenarkankan, kenaikan BI Rate tidak berhubungan langsung dengan kenaikan suku bunga. Sebabnya antara lain karena persaingan pasar.
Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia Wimboh Santoso kemarin menyatakan tidak semua bank dewasa menyikapi kenaikan suku bunga acuan. Bank Indonesia sedang menghitung respons kenaikan suku bunga acuan bersama timnya.
Sebelumnya desakan untuk menaikkan BI Rate semakin kencang. Para ekonom memprediksikan, BI Rate akan naik pada kuartal pertama tahun ini. Tepatnya, Maret. Kenaikan berkisar anatara 25 basis poin hingga 200 basis poin untuk skenario terburuk.
Namun, hingga bulan ini, BI Rate tetap kokoh di 6,5 persen. Angka ini bertahan 16 pekan saejak Agustus 2009. Sikap BI yang tetap mempertahankan BI Rate ini dikhawatirkan direspons negatif oleh pasar.
FEBRIANA FIRDAUS
sumber: Tempo interaktif
Posted in: berita
0 comments:
Post a Comment